KTR Indonesia

Singkat, Tepat, Jelas

Warunk Sushi: Oishii! Sushi Kaki Lima Rp 10 Ribuan Buatan Mantan Chef Hotel

KTRINDONESIA.COM – Terdampak pandemi, junior chef ini bangkit dan pantang menyerah. Ia membuka Warunk Sushi yang menawarkan aneka sushi enak dan berkualitas dengan harga murah.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat luas. Mulai dari pedagang kaki lima hingga hotel-hotel dan restoran mewah terpaksa ‘mengalah’ untuk tetap bertahan hingga pandemi selesai.

Imbasnya beberapa pekerja terpaksa dirumahkan demi membatasi pengeluaran yang membengkak. Namun bagi mereka yang tidak pantang menyerah, pekerja yang dirumahkan ini ternyata bisa bangkit dan lebih sukses dari sebelumnya.

Mengandalkan pengalamannya, mantan chef salah satu hotel berbintang ini sekarang memulai usaha kecil-kecilan sendiri. Diaz membuka usaha kuliner sushi kaki lima bernama Warunk Sushi.

Menyajikan Sushi di Gerobak Kaki Lima

Warunk Sushi merupakan bisnis kuliner kaki lima yang menyajikan sushi lezat di gerobak sederhana. Berbagai menu dan varian disajikan di sini dan bisa dipilih sesuai selera oleh pelanggan yang datang.

Jauh dari tempat yang nyaman dan luas, area makan yang disajikan di sini hanya berupa beberapa tempat duduk yang mengelilingi gerobak sushi. Berlokasi tepat di pinggir jalan utama, membuat suara bising kendaran menjadi teman setia saat menyantap sushi.

Namun meski disajikan di tempat yang sederhana, tetapi pelanggan yang datang tidak pernah sepi. Bahkan menurut pengakuan Diaz antrean pelanggan di kedainya ini pernah mengular dan mmebuat pelanggan menunggu hingga satu jam.

“Waktu itu pernah lagi rame-ramenya terus nasinya habis, jadi kan harus masak dulu. Ini dari sini (depan kedainya) itu pembelinya pada nungguin sampe satu jam,” kata Diaz kepada detikcom (28/9).

Uniknya sejauh ini ia belum menerima komplain dari pelanggan karena arus menunggu terlalu lama. Diaz juga menuturkan para pelanggan yang datang justru memberinya saran.

“Sejauh ini nggak pernah ada yang marah-marah sih, malah pada kasih saran buat tambah orang biar antrinya nggak lama,” kata Diaz.

Rasa sushi yang enak dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp10 ribu membuat pelanggan selalu memadati kedai sushi kaki lima yang satu ini. Bahkan Diaz mengaku dalam sehari ia bisa mendapatkan omzet hingga lebih dari Rp1 juta.

Menggunakan Bahan Berkualitas Impor

Walaupun terkesan sederhana, tetapi menjaga kualitas adalah hal utama yang menjadi prioritas Warunk Sushi. Pemilihan bahan yang digunakan untuk sushi memang agak cukup sulit. Bahan-bahan berkualitas baik sangat dibutuhkan untuk menyajikan sushi yang segar dan lezat.

Kebutuhan bahan yang segar dan berkualitas baik ini membuat Diaz menggunakan beberapa bahan yang didapatkan secara impor. Ada salmon, nori hingga beras yang menjadi bahan dasar sushi juga tidak menggunakan bahan-bahan lokal demi menjaga kualitas dan keaslian sushi.

“Beberapa bahan juga kita pake impor karena kalau yang lokal kualitasnya agak kurang. Kayak berasnya, nori, sama salmon kita semuanya impor. Salmonnya pake salmon jenis trout dari Australia,” kata Diaz.

Alasan pemilihan jenis salmon ini juga dinilai memilih salmon dengan harga yang terjangkau namun tetap berkualitas baik. Warna salmon trout yang tidak terlalu cerah dan tidak terlalu pucat juga diharapkan membantu penampilan dari hidangan sushi.

Salah satu hidangan salmon yang detikfood cicipi adalah Salmon Nigiri Mentai (Rp15.000). Pengunjung bisa memilih apakah salmon yang ditambahkan pada sushi ingin dibuat setengah matang atau matang?

Cara berbeda juga dilakukan Diaz untuk menyesuaikan selera pelanggan dengan menjaga kualitas bahan yang digunakan. Diaz mengaku jarang menyajikan salmon mentah seperti sushi yang asli dan tidak akan menyajikan salmon secara mentah jika sudah disimpan dalam freezer setidaknya tiga hari lamanya.

“Jadi karena nggak banyak orang yang suka ikan mentah, salmonnya ditawarin mau setengah matang atau matang. Kalo sudah disimpan di freezer tiga hari juga nggak akan disajikan mentah, soalnya kualitasnya sudah berubah,” kata Diaz.

Benar saja! Saat kami cicipi, salmonnya terasa sedikit manis yang menandakan kalau ikan ini benar-benar segar. Saus mentai yang digunakan sebagai topping juga memiliki rasa creamy gurih yang pas melengkapi sushi salmon.

Kemudian penambahan saus teriyaki ternyata tidak mengganggu rasa dari saus mentai. Gabungan dua jenis saus yang ditambahkan dalam menu itu justru berhasil berpadu dengan sempurna sehingga tidak ada rasa yang dominan.

Selain itu detikfood juga mencicipi Salmon Dynamite Roll (Rp20.000) yang terbuat dari gulungan nasi dan nori dengan isian daging ikan salmon dan tambahan saus mentai yang lezat. Salmon dynamite roll ini juga termasuk menu spesial yang cukup sering dipesan oleh para pelanggan.

Selain sushi dengan salmon, ada juga menu Dragon Roll (Rp17.000) yang terdiri dari gulungan nasi dan nori dengan isian udang tempura, kyuri atau timun Jepang, kremesan (crunchy), mayo, saus teriyaki serta potongan alpukat di bagian atasnya. Menu ini menjadi salah satu menu yang paling laris dipesan menurut penuturan Diaz.

Menggunakan bahan-bahan yang cukup rumit seperti udang tempura dan alpukat, Diaz ternyata punya trik sendiri untuk menjaga kualitasnya. Mulai dari tempura yang dibuat sendiri hingga pemilihan kematangan alpukat yang sangat diperhatikan.

“Kalo tempura kita bikin sendiri nggak pake yang kemasan udah jadi tinggal goreng. Bener-bener dari udang segar yang diberi tepung dan digoreng sendiri. Untuk alpukatnya juga dipilih yang nggak terlalu matang, soalnya kalau matang kan dia rasanya manis nanti jadi ganggu rasa sushinya,” kata Diaz.

Saat kami cicipi, rasa tempura udangnya memang selayaknya buatan rumah. Udang yang masih segar juga tetap terasa walaupun dibalut dengan tepung panir yang cukup tebal. Daging udang yang kenyalnya pas dan tidak keras menandakan bahwa udang dimasak dengan tingkat kematangan yang tepat. Tidak terlalu matang yang membuatnya menjadi agak kering maupun kurang matang yang membuatnya masih terlalu kenyal.

Mantan Junior Chef di Hotel Berbintang

 

 

Kisah di balik berdirinya Warunk Sushi milik Diaz ini ternyata tidak terlepas dari pengalaman yang telah dilaluinya sebagai junior chef. Diaz mengaku bahwa keahliannya membuat sushi ini didapatkan saat dirinya masih bekerja di hotel The Westin, Jakarta.

Selama dua tahun, dirinya bekerja di bagian cold kitchen yang secara khusus menangani pembuatan salad, pemotongan buah dan hidangan dingin dan segar lainnya. Namun area kerjanya bersebelahan dengan area pembuatan sushi. Diaz kemudian diajarkan membuat sushi langsung oleh chef yang khusus menangani sushi.

“Jadi dulu pas kerja di Westin, itu saya di cold kitchen. Nah sebelahnya (area) sushi, chefnya nawarin gitu mau belajar nggak? Akhirnya diajarin terus jadi bisa,” kata Diaz.

Ketertarikannya dengan sushi juga dilandaskan dengan hobinya makan sushi. Kesukaannya terhadap makan sushi yang diimbangi dengan kemampuannya yang pernah diajarkan secara langsung oleh chef profesional untuk membuat sushi menjadikan Diaz memilih sushi untuk disajikan di kedai kaki lima sederhananya itu.

“Emang dasarnya suka sushi, terus kan belajar sushi jadi kurang lebih paham sama sushi. Pengen bisa menyajikan sushi yang dijangkau banyak orang jadinya bikin Warunk Sushi ini,” kata Diaz.

Bahkan dalam waktu dekat Diaz berencana akan mengembangkan usahanya. Membuka cabang di tempat lain tetapi konsep kaki limanya akan tetap dipertahankan untuk menjadi ciri khas Warunk Sushi.

Warunk Sushi

Jalan H. Abdul Halim, Kedung Waringin, Kab. Bogor

Jam operasional: 17.00 – 23.00

Instagram: @warunksushi

(sumber:detik/glh)