KTR INDONESIA – Sebaran kasus mutasi virus SARS-CoV-2 varian delta B161.2 di Kalimantan Timur (Kaltim) melonjak enam kali lipat dalam kurun waktu empat hari saja. Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan per 31 Juli, varian delta di Kaltim berjumlah 30 kasus dengan total 61 spesimen yang diperiksa.
Sementara pada data per 4 Agustus yang diunggah melalui situs https://www.litbang.kemkes.go.id/ pada Jumat (6/8). Tercatat varian delta di Kaltim melonjak menjadi 187 kasus dengan 250 spesimen yang diperiksa dengan metode Whole Genome Sequence (WGS).
Seiring dengan temuan itu, Kaltim memang tercatat sebagai salah satu provinsi di luar pulau Jawa yang langganan ‘nangkring’ di posisi 10 besar penambahan kasus harian warga terkonfirmasi covid-19 di Indonesia. Bahkan secara kumulatif, Kaltim menduduki peringkat kelima kumulatif covid-19 terbanyak di Indonesia.
Senada, kumulatif jumlah kematian covid-19 di Kaltim juga menduduki peringkat kelima teratas secara nasional. Pada 5 Agustus juga tercatat, hanya Kaltim yang mencetak kematian harian sebanyak 100 kasus, sementara provinsi luar Jawa lainnya secara keseluruhan berada di bawah 100 kasus.
Menilik lebih lanjut, dalam dua pekan terakhir atau periode 23 Juli-25 Agustus, terjadi peningkatan baik kasus konfirmasi positif covid-19 maupun kasus kematian warga yang meninggal akibat terinfeksi covid-19 di Kaltim.
Pada pekan pertama atau 23-29 Juli, jumlah warga di Kaltim yang terpapar covid-19 secara kumulatif berjumlah 11.927 kasus per pekan, kemudian dalam kurun waktu 30 Juli-5 Agustus, kasus covid-19 naik menjadi 12.550 kasus dalam sepekan.
Pun dengan kasus kematian covid-19. Pada pekan pertama mencatatkan 511 kasus dalam sepekan, untuk selanjutnya pada pekan kedua naik meski tidak signifikan menjadi 514 kasus kematian dalam sepekan.
Secara kumulatif, Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan sebanyak 126.033 orang terpapar covid-19 di Kaltim. Dari jumlah itu, 99.788 orang di antaranya telah pulih, 22.529 warga masih menjalani perawatan di rumah sakit maupun isolasi mandiri, serta 3.716 warga lainnya meninggal dunia.
Varian Delta memang paling diwaspadai lantaran dinilai memiliki tingkat penularan yang cepat dan masif. Kemenkes bahkan menyebut, kecepatan penularan varian Delta 6 kali dari varian Alfa, sehingga mampu menciptakan penularan yang eksponensial.
Pemerintah juga menilai bahwa fenomena meningkatnya jumlah kematian warga akibat terinfeksi virus corona pada golongan usia 30-59 tahun di Indonesia disebabkan oleh pengaruh varian yang pertama kali ditemukan di India ini.
Epidemiolog bahkan menyebut, varian delta kini dijuluki ‘younger, sicker, quicker’ di sejumlah negara Eropa lantaran banyak kasus di rumah sakit yang menunjukkan kematian akibat serangan varian yang pertama kali teridentifikasi di India ini. (Editor: glh)
Berita Lainnya
Merasa Dipermainkan, Warga Tegaskan Akan Bawa Masa Lebih Banyak Ke Kantor MUI Tangsel
Masayarakat Merasa Dipermainkan MUI Tangsel, Penuhi Undangan Namun MUI Tangsel Kosong Pegawai
MUI Pusat Tegaskan Pelayanan Kantor MUI Buka Sampai Jam 3 Sore, Warga Heran MUI Tangsel Kosong Pegawai