KTR INDONESIA – Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) menjelaskan bahwa Raffi Ahmad–Nagita Slavina adalah ikon PON Papua. Sementara predikat duta disandang Boaz Solossa.
Hal itu dikatakan Ketua II PB PON Roi Letlora untuk menjawab kontroversi penunjukan Raffi-Nagita untuk terlibat dalam PON Papua sebagai ikon. Pada awalnya, mereka bahkan sempat disebut jadi duta.
Penunjukan itu sendiri jadi kontroversi antara lain setelah kritik komika Arie Kriting. Ia mengunggah tangkapan layar Nagita yang mengenakan pakaian tradisional Papua sekaligus menuliskan pendapatnya terkait penunjukan Nagita sebagai Ikon PON Papua.
“Sebenarnya kami pilih Raffi dan Nagita itu untuk tujuan sosialisasi. Sementara yang menjadi duta PON itu ialah Boaz Solossa. Kami menunjuk Boaz karena dia merupakan representasi Papua sebagai tuan rumah,” kata Roi kepada detikSport, Sabtu (5/6/2021).
“Sedangkan Raffi, tadinya hanya Raffi saja. Tapi kemudian dipaketkan dengan Nagita Slavina. Itu pun dengan tahapan seleksi juga. Kami mencari yang memiliki follower banyak dan punya kapasitas untuk kami pakai sebagai influencer yang bertugas menyosialisasikan PON dalam waktu singkat ini.”
“Cuma mas Arie itu melihat dari sisi kultural apropriasi, harus ada kearifan lokal orang Papua di situ, yang sebenarnya sudah ada pada Boaz,” tuturnya.
Beda Perspektif PB PON dengan Arie Kriting soal Raffi-Nagita
Sehubungan dengan itu, Roi menyebut bahwa penunjukan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina sebagai ikon murni diharapkan bisa bikin sosialisasi dan publikasi PON Papua ke pelosok Indonesia bisa lebih masif. Sementara saat bicara duta, Boaz-lah sosoknya. Sementara mengenai kritikan Arie Kriting, Roi menganggapnya wajar karena kedua pihak memandang hal ini dari sudut pandang berbeda.
“Sosialisasi PON itu kan harus seluruh Indonesia bukan hanya Papua. Tapi teman-teman kita di Papua sampai saat ini, dari data yang kami lihat, belum ada influencer papan atas yang berasal dari Papua. Sementara kami butuh sosialisasi cepat. Jadi jujur saja kita melihat siapa yang paling banyak follower-nya. Tapi kalau mau melihat duta ya satu orang itu, Boaz,” ujarnya.
“Tapi mas Arie tak salah bicara begitu karena dia melihat dari sisi bagaimana keterlibatan orang asli Papua. Sedangkan saya dari sisi bagaimana memasarkan dan sosialisasi PON karena saya yakin sampai detik ini pasti ada orang yang tidak tahu PON itu di Papua. Jadi kalau saya mau berdebat dengan mas Arie enggak akan selesai karena perspektifnya berbeda. Saya melihat dari strategi marketing, dia melihat dari sosial budaya, tak bakal ketemu,” tuturnya.
Berita Lainnya
Prediksi Piala AFF 2020 Final Timnas Indonesia Vs Thailand: Berpotensi Imbang
Semifinal Piala AFF Malam Ini: Timnas Indonesia vs Singapura Leg 2
Skor Prediksi Timnas Indonesia vs Singapura Leg 2